Selasa, 25 Mei 2010

Aplikasi Materi Tematik SD Ketawanggede "Didik Kader Cinta Lingkungan"

SDN Ketawanggede 1 sedang bergiat memasyarakatkan peduli lingkungan. Salah satunya, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA, Dra Iri Karunia SPd, memantapkan kepedulian lingkungan dengan memasukkannya pada materi yang diajarkan.
”Ada Kompetensi Dasar (KD) Lingkungan dan KD Perpustakaan. Setiap KD terbagi menjadi beberapa kelompok. Khusus KD Lingkungan terdiri dari kelompok water, air, earth, bioenergi, forest, dan trace,” ujar Iri.
Model tematik seperti ini, jelas Iri, sudah lama berlaku di sekolahnya. Namun pelaksanaannya dirasa Iri belum berjalan maksimal. Selain itu, Iri juga memandang perlunya menanamkan kesadaran berlingkungan terhadap anak didik. Apalagi, ia sering melihat pencemaran yang dilakukan masyarakat dengan membuang botol mineral sembarangan.
”Satu anak yang membuang botol mineral masih bisa ditolerir dengan menasihati anak tersebut. Tapi, berbeda permasalahannya kalau setiap anak di Kota Malang cenderung membuang sampah sembarangan,” ungkap Iri prihatin.
Menurut Iri, sulit mengubah perilaku masyarakat yang terlanjur berperilaku tidak sehat. ”Tidak mungkin saya sendiri yang mengajak masyarakat untuk peduli lingkungan. Oleh karena itu perlu ada kader lingkungan yang berasal dari siswa, seperti yang saya terapkan pada anak didik kelas IV dan V,” tuturnya.
Iri berharap, kader yang ia bentuk dapat lancar berbicara pada lingkungan sosialnya mengenai kepedulian terhadap lingkungan hidup. ”Berawal dari keluarganya dahulu, dengan mengajak orangtua dan saudaranya. Secara bertahap, kampanye peduli lingkungan dapat merembet di lingkungan masyarakat dimana siswa itu tinggal,” harap Iri.
Program yang dilancarkan Iri mendapat dukungan dari teman sejawat maupun kepala SDN Ketawanggede 1. ”Ternyata kegiatan yang berawal dari intrasekolah ini mendapat tanggapan positif. Saya pun mengajak teman guru dan kepala sekolah melalui kampanye peduli lingkungan,” kata Iri.
Kepedulian terhadap lingkungan semakin menguat saat dua anak didiknya menjadi delegasi mengikuti Children Conference Of Climate Change yang diselenggarakan LSM Tunas Hijau di Surabaya, 26-30 November tahun lalu. Dua anak tersebut adalah Zulaikhah Dwi Rahmawati dan Savira Widya Taghnaa yang duduk di bangku kelas V. Hasil konferensi itu, kata Iri, dipresentasikan di hadapan teman-temannnya. ”Sebagai buah tangan dan informasi dari mengikuti konferensi dapat menyebar,” katanya.
Vira, panggilan pendek Savira, bahkan memunyai program mengumpulkan orangtua dan anak-anak satu RT. ”Mengadakan pembuatan kerajinan dari limbah hingga ajakan peduli lingkungan. Namun, program itu belum sempat terlaksana,” ujar Savira.
Baik Vira maupun Zul – sapaan akrab Zulaikhah – sepakat menegur teman-temannya yang ketahuan membuang sampah sembarangan. ”Kalau sudah ditegur ada yang segera membuang sampah pada tempatnya, namun adapula yang bandel. Mau tidak mau, saya memungutnya,” tukas Zul.
Kepedulian terhadap lingkungan tidak sebatas pada membuang sampah pada tempatnya atau meminimalisir polusi. Vira juga menyerukan hemat penggunaan air. ”Bila mencuci peralatan kotor jangan langsung menggunakan keran. Sebaiknya merendamnya terlebih dahulu, kemudian baru mencuci dengan air yang telah ditampung di wadah. Dengan begini akan lebih hemat air,” saran Vira.
Keduanya juga menuturkan, mengabaikan lingkungan akan berdampak fatal bagi kehidupan. ”Terjadi banjir, sungai menjadi dangkal, kehidupan laut semakin punah, bahkan Kota Malang tidak menjadi sejuk lagi,” kata Vira diamini Zul.
Lebih lanjut, Iri mengungkapkan, program peduli lingkungan akan terus berjalan. ”Saat ini masih semacam rintisan, mendatang bisa menjadi kegiatan ekstrakurikuler yang mengarah pada pemanfaatan limbah menjadi kerajinan. Selain itu, beberapa bulan lagi ada rencana bekerjasama dengan Dinas Pertamanan mengadakan pelatihan, misalnya pembuatan kompos,” pungkas Iri.

Tidak ada komentar: